Senyawa
aromatis adalah senyawa benzena atau senyawa yang mempunyai sifat kimia seperti
benzena. Senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang
hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang
berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonjugasi
secara sempurna dalam cincin.
Cincin
aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom
bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti
naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik
sederhana biasanya berupa cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun
cincin beranggota enam, seperti piridina. Setiap sudut dari segienam memiliki
atom karbon yang terikat dengan hidrogen sebagai berikut:
Suatu fakta memperlihatkan bahwa
senyawa benzen meskipun memiliki ikatan rangkap dua akan tetapi tidak dapat
bereaksi dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami reaksi adisi elektrofilik
seperti halnya senyawa alkena.
Hal ini disebabkan senyawa benzen yang memiliki
ikatan rangkap berselang seling dapat beresonansi sehingga karakter ikatan
rangkapnya menjadi hilang.
Benzene |
Bukti bahwa karakter ikatan rangkap hilang adalah
dari panjang ikatan dari masing-masing ikatan dalam benzen. Jika ikatan rangkap
masih ada panjang ikatan C=C seharusnya adalah 1.34 Å dan ikatan tunggal 1.54 Å. Kenyataannya
panjang ikatan C-C dari benzen adalah sama yaitu 1.40 Å
Aromatisitas ialah sebuah sifat kimia dari sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tak
jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong yang menunjukan stabilitas yang lebih
kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi.
Aromatisitas dapat dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik
dan resonansi.
Aromatisitas memiliki syarat-syarat, yaitu:
Aromatisitas memiliki syarat-syarat, yaitu:
1.
Molekul berbentuk siklik.
2.
Setiap atom pada cincin tersebut harus
mempunyai orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
3.
Molekul berupa planar.
4.
Jumlah elektron π molekul ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
5.
Molekul-molekul yang mengandung 4n
elektron π adalah antiaromatik.
Adapun senyawa aromatis
terdiri dari beberapa kategori yaitu :
1.
Benzena
2.
Furan
3.
Natalena
4.
Antrasena
5.
Kuinazolina
6.
Asam Benzoat
7.
Adrenalin
8.
Benzaldehida
9.
Benzil bromida
10. Dilapiola
11. Estragola
12. Ftalimida
13. Gugus
fenil
14. Isoksazola
15. Mangostin
16. Pirola
17. Plumbagin
18. Polietilena
19. Tereftalat
20. Purina
Pada kebanyakan kasus,
lokasi elektron tidak dapat ditandai dengan menggunakan garis (menandai dua
elektron) ataupun titik (menandai elektron tungga). Ikatan aromatik yang terjadi pada molekul yang berbentuk
cincin datar menunjukkan stabilitas yang lebih.
Pada benzena, 18
elektron ikatan mengikat 6 atom karbon bersama membentuk struktur cincin datar.
"Orde" ikatan antara dua atom dapat dikatakan sebagai (18/6)/2=1.5
dan seluruh ikatan pada benzena tersebut adalah identik. Ikatan-ikatan ini
dapat pula ditulis sebagai ikatan tunggal dan rangkap yang berselingan, namun
hal ini kuranglah tepat mengingat ikatan rangkap dan ikatan tunggal memiliki
kekuatan ikatan yang berbeda dan tidak identik.
Reaksi Friedel–Crafts
Reaksi Friedel-Crafts merupakan reaksi yang telah dikembangkan oleh Charles Friedel dan James Kerajinan pada tahun
1877. Pada reaksi ini terdapat 2 jenis, yaitu alkilasi reaksi dan
reaksi asilasi. Jenis reaksi adalah bentuk substitusi aromatik elektrofilik.
Skema reaksi umum ialah sebagai berikut:
Alkilasi Friedel-Crafts melibatkan alkilasi
cincin aromatik dengan alkil halida yang melibatkan katalis asam Lewis kuat. Dengan
besi klorida anhidrat sebagai katalis, gugus alkil melekat di bekas tempat ion
klorida. Mekanisme umum dari reaksi ini ialah sebagai berikut.
Pertanyaan : aromatisitas berkaitan dengan kaidah huckel, apa itu kaidah Huckel?
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter;
Loretta Jones (1997). Chemistry:
Molecules, Matter and Change. New York: W. H. Freeman & Co., 294- 295. ISBN 0-7167-3107-X.
Carl
R. Nave (2005). HyperPhysics. Retrieved May 18, 2005.
James, H. H., A. S. Coolidge
(1933). "The Ground State of the Hydrogen Molecule". Journal
of Chemical Physics 1: 825 - 835.
Laidler, K. J. (1993) The World of
Physical Chemistry, Oxford University Press, p. 347
Pauling, L. The Nature of the
Chemical Bond. Cornell University Press, 1960.
Weinhold, F.; Landis, C. Valency
and bonding, Cambridge, 2005; pp. 96-100.
W.
Locke (1997). Introduction to Molecular Orbital Theory.
Retrieved May 18, 2005.
Terima kasih bnyak informasinya sangat bermanfaat
BalasHapusmateri yang sangat menarik,
BalasHapuskaidah huckel adalah Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem berkonjugasi. Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektron pi.
Menurut saya, kaidah Huckel (1931), adalah untuk menjadi aromatik suatu senyawa yang data, planar, monosiklik (satu cincin) terkonjungsi yang memiliki elektron phi sebanyak 4n + 2, dengan n adalah sebuah bilangan bulat (n = 0, 1, 2, 3,…). Dimana aturan Huckel ini,suatu cincin dengan elektron phi sebanyak 2, 6, 10, atau 14 dapat bersifat aromatik, akan tetapi cincin dengan elektron phi sebanyak 4, 8, 12, atau 16 tidak dapat aromatik (antiaromatik). Hal ini dikarena delokalisasi elektron-elektron π nya yang mengarah ke destabilisasi.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab
BalasHapusKaidah huckle merupakan aturan baku dalam penentuan kearomatisan senyawa dimana yang paling diingat yaitu rumusannya 4n+2=elektron phi dengan n adalah bilangan bulat
Sekian :)
kaidah huckel adalah hukum dimana Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem berkonjugasi. dengan nilai yang bulat pada n dengan rumus 4n+2=jumlah ikatan phi
BalasHapusterimakasih atas materinya
BalasHapusmenurut saya kaidah huckel merupakan aturan untuk menentukan senyawa aromatis berdasarkan rumus 4n+2= jumlah ikatan phi, apabila nilai n merupakan bilangan bulat menandakan senyawa tersebut merupakan senyawa aromatis
terimakasih atas materinya
BalasHapusmenurut saya kaidah huckel merupakan aturan untuk menentukan senyawa aromatis berdasarkan rumus 4n+2= jumlah ikatan phi, apabila nilai n merupakan bilangan bulat menandakan senyawa tersebut merupakan senyawa aromatis
Menurut saya, aturan huckel merupakan suatu aturan baku yang digunakan untuk menentukan kearomatisan suatu senyawa, dimana rumusnya yaitu 4n+2
BalasHapus