Rabu, 18 Oktober 2017

AROMATISITAS

           Mendengar kata aromatisitas identik dengan aroma, akan tetapi dalam ilmu kimia aromatisitas memiliki makna yang berbeda. Aromatisitas ini awal mulanya berasal dari aromatik pada senyawa benzen, lalu dikembangkan oleh Huckel pada tahun 1931. Aromatisitas ialah salah satu sifat kimia dengan cincin terkonjugasi dengan ikatan terdiri dari pasangan tunggal, ikatan tak jenuh dan orbital kosong. selain itu, aromatisitas ini berhubungan dengan stabilitas tak biasa dari senyawa benzena dan turunannya.


Senyawa aromatis adalah senyawa benzena atau senyawa yang mempunyai sifat kimia seperti benzena. Senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonjugasi secara sempurna dalam cincin.
Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin beranggota enam, seperti piridina. Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen sebagai berikut:
Suatu fakta memperlihatkan bahwa senyawa benzen meskipun memiliki ikatan rangkap dua akan tetapi tidak dapat bereaksi dengan KMnO4 (dioksidasi) dan mengalami reaksi adisi elektrofilik seperti halnya senyawa alkena.




Hal ini disebabkan senyawa benzen yang memiliki ikatan rangkap berselang seling dapat beresonansi sehingga karakter ikatan rangkapnya menjadi hilang.

Benzene

Bukti bahwa karakter ikatan rangkap hilang adalah dari panjang ikatan dari masing-masing ikatan dalam benzen. Jika ikatan rangkap masih ada panjang ikatan C=C seharusnya adalah 1.34 Å dan ikatan tunggal 1.54 Å. Kenyataannya panjang ikatan C-C dari benzen adalah sama yaitu 1.40 Å
Aromatisitas ialah sebuah sifat kimia dari sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong yang menunjukan stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi. Aromatisitas dapat dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.
Aromatisitas memiliki syarat-syarat, yaitu:
1.   Molekul berbentuk siklik.
2.   Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
3.   Molekul berupa planar.
4.   Jumlah elektron π molekul  ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
5.   Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.

Adapun senyawa aromatis terdiri dari beberapa kategori yaitu :
1.     Benzena
2.     Furan
3.     Natalena
4.     Antrasena
5.     Kuinazolina
6.     Asam Benzoat
7.     Adrenalin
8.     Benzaldehida
9.     Benzil bromida
10.  Dilapiola
11.  Estragola
12.  Ftalimida
13.  Gugus fenil
14.  Isoksazola
15.  Mangostin
16.  Pirola
17.  Plumbagin
18.  Polietilena
19.  Tereftalat
20.  Purina

Pada kebanyakan kasus, lokasi elektron tidak dapat ditandai dengan menggunakan garis (menandai dua elektron) ataupun titik (menandai elektron tungga). Ikatan aromatik yang terjadi pada molekul yang berbentuk cincin datar menunjukkan stabilitas yang lebih.
Pada benzena, 18 elektron ikatan mengikat 6 atom karbon bersama membentuk struktur cincin datar. "Orde" ikatan antara dua atom dapat dikatakan sebagai (18/6)/2=1.5 dan seluruh ikatan pada benzena tersebut adalah identik. Ikatan-ikatan ini dapat pula ditulis sebagai ikatan tunggal dan rangkap yang berselingan, namun hal ini kuranglah tepat mengingat ikatan rangkap dan ikatan tunggal memiliki kekuatan ikatan yang berbeda dan tidak identik.

Reaksi Friedel–Crafts
Reaksi Friedel-Crafts merupakan reaksi yang telah dikembangkan oleh Charles Friedel dan James Kerajinan pada tahun 1877. Pada reaksi ini terdapat 2 jenis, yaitu alkilasi reaksi dan reaksi asilasi. Jenis reaksi adalah bentuk substitusi aromatik elektrofilik. Skema reaksi umum ialah sebagai berikut:
 
Alkilasi Friedel-Crafts  melibatkan alkilasi cincin aromatik dengan alkil halida yang melibatkan katalis asam Lewis kuat. Dengan besi klorida anhidrat sebagai katalis, gugus alkil melekat di bekas tempat ion klorida. Mekanisme umum dari reaksi ini ialah sebagai berikut.



Pertanyaan : aromatisitas berkaitan dengan kaidah huckel, apa itu kaidah Huckel?


DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter; Loretta Jones (1997). Chemistry: Molecules, Matter and Change. New York: W. H. Freeman & Co., 294- 295. ISBN 0-7167-3107-X.
Carl R. Nave (2005). HyperPhysics. Retrieved May 18, 2005.
James, H. H., A. S. Coolidge (1933). "The Ground State of the Hydrogen Molecule". Journal of Chemical Physics 1: 825 - 835.
Laidler, K. J. (1993) The World of Physical Chemistry, Oxford University Press, p. 347
Pauling, L. The Nature of the Chemical Bond. Cornell University Press, 1960.
Weinhold, F.; Landis, C. Valency and bonding, Cambridge, 2005; pp. 96-100.
W. Locke (1997). Introduction to Molecular Orbital Theory. Retrieved May 18, 2005.

8 komentar:

  1. Terima kasih bnyak informasinya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. materi yang sangat menarik,
    kaidah huckel adalah Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem berkonjugasi. Jumlah elektron pi molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektron pi.

    BalasHapus
  3. Menurut saya, kaidah Huckel (1931), adalah untuk menjadi aromatik suatu senyawa yang data, planar, monosiklik (satu cincin) terkonjungsi yang memiliki elektron phi sebanyak 4n + 2, dengan n adalah sebuah bilangan bulat (n = 0, 1, 2, 3,…). Dimana aturan Huckel ini,suatu cincin dengan elektron phi sebanyak 2, 6, 10, atau 14 dapat bersifat aromatik, akan tetapi cincin dengan elektron phi sebanyak 4, 8, 12, atau 16 tidak dapat aromatik (antiaromatik). Hal ini dikarena delokalisasi elektron-elektron π nya yang mengarah ke destabilisasi.

    BalasHapus
  4. Saya akan mencoba menjawab
    Kaidah huckle merupakan aturan baku dalam penentuan kearomatisan senyawa dimana yang paling diingat yaitu rumusannya 4n+2=elektron phi dengan n adalah bilangan bulat

    Sekian :)

    BalasHapus
  5. kaidah huckel adalah hukum dimana Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital pi, membentuk sistem berkonjugasi. dengan nilai yang bulat pada n dengan rumus 4n+2=jumlah ikatan phi

    BalasHapus
  6. terimakasih atas materinya
    menurut saya kaidah huckel merupakan aturan untuk menentukan senyawa aromatis berdasarkan rumus 4n+2= jumlah ikatan phi, apabila nilai n merupakan bilangan bulat menandakan senyawa tersebut merupakan senyawa aromatis

    BalasHapus
  7. terimakasih atas materinya
    menurut saya kaidah huckel merupakan aturan untuk menentukan senyawa aromatis berdasarkan rumus 4n+2= jumlah ikatan phi, apabila nilai n merupakan bilangan bulat menandakan senyawa tersebut merupakan senyawa aromatis

    BalasHapus
  8. Menurut saya, aturan huckel merupakan suatu aturan baku yang digunakan untuk menentukan kearomatisan suatu senyawa, dimana rumusnya yaitu 4n+2

    BalasHapus